Kamis, 20 Januari 2011

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SISWA KELAS VI SEMESTER II DI SD NEGERI PURANA UPPK BANTARBOLANG KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011


A.  Latar Belakang  
     Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam UASBN atau Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional, untuk itu perlu perhatian khusus bagi guru untuk dapat menerpakan metode pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar yang hendak disampaikan kepada peserta didik.  Terlebih lagi kelas VI yang mempunyai porsi materi paling banyak (sekitar 60%) yang diujikan, perlu adnya perlakuan atau tindakan khusus untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik.
     Motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Purana UPPK Bantarbolang Kabupaten Pemalang pada mata pelajarn IPA perlu ditingkatkan, upaya peningkatan tersebut salah satunya dengan cara penerapan metode pembelajaran examples non examples.  Sebelumnya guru dalam menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah sehingga siswa terkesan kurang termotivasi belajarnya dan hasil belajarnya belum maksimal.
      Metode pembelajaran examples non examples merupakan metode pembelajran yang menggunakan alt peraga seperti gambar, dan melibatkan keaktifan dan kerjasama siswa dalam pembelajran yaitu siswa melakukan diskusi kelompok dan menyampaikan ahsil diskusinya.  Berdasarkan alasan tersebut diharapkan ada peningkatan minat atau motivasi belajar siswa.  Disamping itu, karena keterbatasan waktu dan biaya maka penulis hanya menggunakan satu metode pembelajran dalam penelitian dari 21 metode yang penulis ketahui.
       Penerapan model pembelajaran examples non examples diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar.  Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.  Hasil belajar dipengaruhi oleh faktor dari dalamseperti kondisi fisiologis dan psikologis sedangkan faktor dari luar seperti faktor merupakan fraktor yang mempengaruhi hasil belajar dari luar, tetapi dapt mempengaruhi kondisi psikologis siswa seperti: kecerdasan, minat, motivasi dan kemampuan kognitif.
      Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dalam kesempatan ini akan melakukan sebuah penelitian tindakan kelas dengan judul "Penerapan Metode Pembelajaran Examples Non Examples Dalam Meingkatkan Motivasi Belajar dan Hasil elajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan ALam Siswa Kelas VI Semester II di SD Negeri Purana UPPK Bantarbolang Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2010/2011".

B.  Perumusan Masalah
     Berdasarkan permasalahan di atas penulis melakukan perumusan masalah sebagai berikut:
Apakah penerapan metode pembelajaran examples non examples dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas VI mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam semester II di SD Negeri Purana UPPK Bantarbolang Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2010/2011?

C.  Tujuan Penelitian
     Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas VI semester II mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD Negeri Purana UPPK Bantarbolang Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan menggunakan model pembelajaran examples non examples.

D.  Manfaat Penelitian
      Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.  Bagi Siswa
     a.  Sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran IPA di SD Negeri Purana UPPK Bantarbolang Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2010/2011.
     b.  Sebagai upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas VI SD Negeri Purana UPPK Bantarbolang Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2010/2011.
2.  Bagi Guru
    a.  Sebagai upaya memperbaiki kualitas pembelajaran mata pelajaran IPA di SD Negeri Purana UPPK Bantarbolang Kabupaten Pemalang.
    b.  Sebagai penambahan wawasan dan pengetahuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran berupa metode pembelajaran examples non examples dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam.
3.  Bagi Sekolah
     a.  Sebagai upaya memperbaiki prestasi sekolah.
     b.  Sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha-usaha yang mengarah pada hasil belajar matematika.
     c.  Sebagai acuan atau referensi jika akan melakukan kegiatan sejenis.
4.  Bagai Dunia Pendidikan
     a.  Sebagai salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan secara umum.
     b.  Memajukan dan memperkaya teknik pembelajaran pada dunia pendidikan di Indonesia.

E.  Kajian Pustaka
1.   Metode Pembelajaran Examples Non Examples.
      Menurut Buehl (1996) examples non examples adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.  Taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari examples non examples dari suatu definisi konsep yang ada dan meminta siswa utnuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada.  Examples memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan non examples memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.
Menurut Buehl (1996) keuntungan dari metode examples non examples antara lain:
a.  Siswa berangkat dari suatu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih komplek.
b.  Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari examples non examples.
c.  Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non examples yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian examples.
      Tennyson dan Pork (1980) dalam Slavin 1994 menyarankan bahwa jika guru akan menyajikan contoh dari suatu konsep maka ada tiga hal yang seharusnya diperhatikan, yaitu:
a.  Urutkan dari yang gampang sampai yang ke sulit.
b.  Pilih contoh yang berbeda satu sama lainnya.
c.  Bandingkan dan bedakan contoh-contoh dan bukan contoh.
Menyiapkan pengalaman dengan contoh dan non contoh akan membantu siswa untuk membangun pemikiran yang kaya dan lebih mendalam dari sebuah konsep penting.  Joyce and Weil (1986) dalam Buehl (1996) telah memberikan kerangka konsep terkait strategi tindakan, yang menggunakan model inkuiri untuk memperkenalkan konsep yang baru dengan metode example non example.
Kerangka konsep tersebut antara lain:
a.  Menggeneralisasikan pasangan antara contoh dan non contoh yang menjelaskan beberapa dari sebagian esar kareakter atau atribut dari konsep baru.  Menyajikannya dalam satu waktu dan meminta siswa untuk memikirkan perbedaan apa yang terdapat pada dua daftar tersebut.  Selama siswa memikirkan tentang tiap example dan non example tersebut, tanyakanlah pada mereka apa yang membuat kedua daftar tersebut berbeda.
b.  Menyiapkan examples non examples tambahan, mengenai konsep yang lebih spesifik untuk mendorong siswa mengecek hipotesis yang telah dibuatnya sehingga mampu memahami konsep yang baru.
c.  Meminta siswa untuk bekerja berpasangna untuk menggeneralisasikan konsep examples non examples mereka.  Setelah itu meminta tiap pasangan untuk menginformasikan di kelas untuk mendiskusikan secara klaikal sehingga tiap siswa dapat memberikan umpan balik.
d.  Sebagai bagian penutup, adalah meminta siswa untuk mendeskripsikan konsep yang elah diperoleh dengan menggunakan karakter yang telah didapat dari examples non examples.
2.  Langkah-langkah Pembelajaran
     Langkhah-langkah:
     a.  Guru menggunakan gambar/tulisan sesuai tengan tujuan pembelajaran.
     b.  Guru menempelkan gambar/tulisan dipapan atau ditayangkan .
     c.  Guru memberi petunjuk pada peserta didik untuk memperhatikan/menganalisis.
     d.  Guru mmberi kesempatan pada peserta didik untuk memperhatikan/menganalisis.
     e.  Melalui diskusi gambar tersebut dicatat pada kertas.
     f.  Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.      
     g.  Guru menjelaskan materi sesuai tujuan yang dicapai.
     h.  Kesimpulan.
3.  Motivasi Belajar
a.  Pengertian motivasi belajar
     Motivasi berpangkal dari kata motiv yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada didalam diri seseorang untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.  Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiap siagaan).  Adapun menurut Mc Donald, motivasi adalah perubahan energi dalamdiri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.  Dari pengertian tersebut, mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawalinya terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanaya feeling, dan rangsang karena adanya tujuan.       
      Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.  Dalam kegiatan belajar, motivbasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai.  Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktifitas belajar.
b.  Jenis motivasi belajar
     Motivasi ada dua yaitu:
     1)  Motivasi instrinsik
          Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari luar.
     2)  Motivasi ekstrinsik
          Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu.
c.  Strategi yang digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa
1)  Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik
     Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seseorang guru menjelaskan mengenai tujuan instruksional khusus yang akan dicapai kepada siswa makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
2)  Hadiah
     Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi.  Hal ini akan memacu semangat meraka untuk bisa belajar lebih giat lagi.  Disamping itu, siswa yang belum berprestai akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
3)  Saingan atau kompetisi
     Guru berusaha mengadakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
4)  Pujian
     Pujian yang bersifat membangun kepada siswa yang berprestasi.
5)  Hukuman
     Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar.  Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau mengubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
6)  Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar
     Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
7)  Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
8)  Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok.
9)  Menggunakan metode yang bervariasi.
10) Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
4.  Hasil Belajar
a.  Pengertian
    Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.  Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran.  Proses penilaian tehadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar.  Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menysun dan membina kegiatan-kegitan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.
    Hasil belajar dibagi dalam tiga macam hasil belajar yaitu:
    1)  Keterampilan dan kebiasaan.
    2)  Pengetahuan dan pengertian
    3)  Sikap dan cita-cita yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah, (Nana Sudjana, 2004: 22)
b.  Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
     1)  Faktor internal
          Faktor ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar.
     2)  Faktor eksternal
          Pencapaian tujuan belajar perlu diciptka adanya sistem lingkkungan belajar yang kondusif.
Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa.  Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa.  (Nana Sudjana, 1989: 111)
5.  Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
     Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga  IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.  Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehiduapn sehari-hari.  Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.  Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
  IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalaui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan.  Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan.  Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran salingtemas (sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalaui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.
   Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiri) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.  Oleh karen itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
   Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan.  Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemapuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.
6.  Materi Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
    Adapun materi IPA dalam penelitian ini adalah Kompetensi Dasar 7.2 yaitu Menyajikan informasi tentang perpindahan dan perubahan energi listrik.
a.  Rangkaian listrik sederhana dan seri
     Rangkaian listrik merupakan hubungan aliran listrik dengan memakai alat-alat listrik sampai dapat dipergunakan.  Misalnya, aliran listrik mengalir melalui kabel listrik, sakerlar, dan bola lampu.  Bola lampu akan menyala jika sakelar dalam keadan tertutup.  Rangkaian seperti ini disebut rangkaian tertutup.  Sebaliknya, jika sakelar dalam keadaan terbuka bola lampu tidak akan menyala.  Rangkaian ini disebut rangkaian terbuka.  Rangkaian seri adalah rangkaian alat-alat listrik yang disusun berurutan tanpa cabang.  (Heri Sulistyanto, 2008: 96)
b.  Rangkaian listrik paralel dan campuran
     Rangkaian paralel adalah rangkaian alat-alat listrik yang dihubungkan secara berjajar dengan satu atau beberapa cabang.  Alat listrik yang dapat dirangkai secara paralel adalah lampu dan baterainya bercabang.  (Heri Suistyanto, 2008: 97)
7.  Penerapan metode example non example dalam pembelajaran IPA
     Berdasarkan contoh yang diberikan oleh guru baik yang sesuai dengan materi maupun yang tidak siswa mengamati dan memahaminya dengan baik, dan didiskusikan dengan kelompok masing-masing.  Hasil diskusi merupakan kesimpulan yang dipandu guru untuk mendapatkan pemahaman tentang konsep materi sesuai dengan tujuan pembelajaran.  Guru dapat menggali pemahaman siswa kembali dengan cara memberikan penguatan dan tanya jawab secara lisan sebelum melakukan evaluasi pembelajaran untuk mengukur penguasan materi yang diserap oleh siswa.  Adapaun untuk materi siklus ke II mengenai rangkaian paralel dan rangkaian campuran alat peraga disesuaikan dengan siklus I tetapi lebih interaktif dan menarik agar siswa lebih memperhatikan penjelasan dari guru.
8.  Kerangka Berfikir
     Berdasarkan kondisi awal siswa kelas VI SD Negeri Purana UPPK Bantarbolang Kabupaten Pemalang semester I tahun pelajaran 2010/2011 bahwa motivasi belajar dan hasil belajar IPA belum optimal.  Motivasi belajar dan hasil belajar mata pealajaran IPA rendah diakibatkan karena guru dalam mengajar menggunakan metode ceramah.  Umumnya siswa cenderung cepat bosan mendengarkan penjelasan guru, sehingga mengurangi motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
     Untuk mengatasi hal tersebut maka guru melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode exampeles non examples dalam dua siklus.  Pada siklus pertama guru melakukan tindakan dengan cara membagi kelompok belajar, dimana setiap kelompok masing-masing tiga orang dan menggunakan media pembelajaran berupa gambar tidak berwarna.  Pada siklus kedua guru melakuakn tindakan dengan cara membagi kelompok belajar dengan setiap kelompok masing-masing dua orang dan menggunakan media pembelajaran berupa gambar berwarna atau animasi.
    Kondisi akhir mengenai motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Puranan UPPK Bantarbolang Kabupaten Pemalang mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam meningkat setelah menerapkan metode examples non examples.  Peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar ini ditandai dengan hasil observasi dan nilai ulangan pada setiap siklus yaitu dengan membandingkan antara sikus pertama dengan sikus kedua.
9.  Hipotesis Tindakan
     Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara pada kajian teori dan kerangka berfikir, menjawab perumusan yang diajukan dan merupaakna hipotesis tindakan bukan merupakan hipoesis penelitian.  Adapun hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:  melalui metode examples non examples dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas VI semester II SD Negeri Purana UPPK Bantarbolang Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2010/2011.

F.  Kajian Pustaka
1.  Setting Penelitian
     a.  Waktu penelitian
          Penelitian ini dilaksanakan pada bulang Januari - Maret 211.
     b.  Tempat penelitian
          Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Purana UPPK Bantarbolang Kabupaten Pemalang, alasannya karena peneliti merupakan guru di SD tersebut.
2.  Subjek Penelitian
     Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri Purana UPPK Bantarbolang Kabupaten Pemalang berjumlah 38 orang.  Alasan pemilihan kelas VI sebagai populasi dan sekaligus sebagai sampel penelitian, karena sebagian besar siswanya belum optimal hasil belajarnya dan mata pelajaran IPA mengarah pada UASBN.
3.  Sumber Data Penelitian
     Sumber data penelitian terdiri dari:
     a.  Siswa
          1)  Hasil belajar siswa berupa ulangan semester I.
          2)  Nilai tes pada akhir pembelajaran pada siklus I dan siklus II.
     b.  Guru
          Evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap siswa maupun catatan siswa berupa hasil belajar siswa semester sebelumnya.
     c.  Teman sejawat
         1)  Hasil observasi siswa berupa keaktifan siswa.
         2) Hasil observasi pembelajaran berupa tampilan guru dalam KBM.
4.  Teknik dan Alat Pengumpulan Data
     Adapun teknik dan pengumpulan data dijelaskan sebagai berikut:
     a.  Teknik pengumpulan data
          1)  Tes
                Instrumen tes digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian hasil belajar siswa.
          2)  Observasi
               Berpa format atau blanko pengamatan kepada siswa dan guru.
          3)  Dokumentasi
               Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya.  (Suharsimi Arikunto, 2002: 54).
     b.  Alat pengumpulan data
          1)  Ulangan
               Ulangan dilakukan setelah pembelajaran selesai pada setiap siklus.
          2)  Lembar observasi
               Berupa lembar pengamatan aktifitas belajar siswa dalam setiap siklus dan lembar pengamatan guru dalam mengajar dalam setiap siklus.
          3)  Catatan siswa
                Nilai raport pada kelas sebelumnya
5.  Validitas dan Analisis Data
     a.  Validasi data
          Agar data dapat digunakan dalam penelitin, maka perlu dilakukan uji validitas data dengan cara kolaborasi dengan teman sejawat.
     b.  Analisis Data
          Adapun analisis data digunakan rumus sebagai berikut:
          1)  Mean
          2)  Distribusi frekuensi ketuntasan belajar siswa
          3)  Interval penilaian keaktifan siswa
          4)  Distribusi frekuensi keaktifan siswa
          5)  Interval penilaian guru.
6.  Indikator kerja
     Setelah tindakan dilakukan diharapkan prestasi belajar mata pelajaran IPA siswa kelas VI semester II dapat meningkat, peningkatan hasil belajar berkisar antara 0,3 sampai dengan 0,5 pada skala 10 atau 3 sampai dengan 5 pada skala 100.
7.  Prosedur penelitian
     Dalam penelitian ini pelaksanaan perbaikan pembelajaran berlangsung dalam dua siklus, dengan selang waktu tertentu.  Berikut adalah jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
a.  Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 4 Februari 2011, pukul 09.30 - 11.00 WIB
b.  Siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 18 Februari 2011 pukul 09.30 - 11.00 WIB
   Untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran dilakukan beberapa tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan selama dua siklus, yaitu:
1.  Perencanaan
2.  Pelaksanaan
3.  Pengamatan
4.  Refleksi
   Secara lebih rinci, deskripsi pelaksanaan perbaikan persiklus dijelaskan sebagai berikut:
1.  Siklus I
     Untuk melaksanakan pada setiap langkah dalam siklus I, peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat Hersisda Nis Efindiati untuk memberikan saran-saran kepada peneliti.  Hasil antara pengamat dan peneliti kemudian diajukan kepada dosen pembimbing untuk dikaji ulang dan disempurnakan.
a.  Perencanaan siklus I
     Berdasarkan permasalahan yang muncul dan peneliti melakukan persiapan sebagai berikut:
     1)  Rencana perbaikan pembelajaran.
     2)  Menyusun lembar kerja.
     3)  Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dan siswa.
     4)  Menyiapkan alat evaluasi
     5)  Menyiapkan buku sumber dan media pembelajaran
b.  Pelaksanaan siklus I
     Secara umum prosedur pelaksanaan siklus I sebagai berikut:
     1)  Siswa menyebut sumber listrik
     2)  Siswa menyebutkan alat-alat pada rangkaian listrik.
     3)  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran    
     4)  Guru membagi siswa dalam kelompok
     5)  Siswa memperhatikan KBM
     6)  Siswa melakukan diskusi kelompok
     7)  Siswa melaporkan hasil kelompok 
     8)  Siswa melakukan evaluasi yang diberikan guru 
     9)  Guru mengoreksi hasil pekerjaan siswa
    10) Guru menganalisis hasil evaluasi siswa
c.  Pengamatan siklus I
     Observasi dilakukan secara langsung oleh teman sejawat dengan instrumen yang telah disediakan.  Dari catatan-catatan penting semua kejadian selama proses pembelajaran, dapat disimpulkan:
1)  Guru sudah melakukan apersepsi dengan baik
2)  Uraian dari guru masih sulit dipahami oleh siswa
3)  Pelaksanaan berjalan apa adanya cenderung tidak tertata dengan baik.
4)  Media pembelajaran masih sedikit dan kurang menarik
5)  Isi lembar kerja masih sulit dikerjakan siswa
6)  Tidak ada penguatan atau pujian dari guru
d.  Refleksi siklus I
     Hasil refleksi dari dan dengan teman sejawat yang telah membantu melaksanakan kegiatan observasi pembelajran, menghasilkan beberapa bagian yang pelu dibenahi atua diperbaiki, yaitu:
1)  Guru menggunakan momentup apersepsi yang bagus dan sesuai serta pas.
2)  Konsep yang ditanamkan hendaknya tidak terlalu luas.
3)  Guru hendaknya lebih melibatkan siswa dalam diskusi kelompok
4)  Kesimpulan hendaknya disampaikan dengan tegas dan jelas

2.  Siklus II
     Hasil perbaikan dari siklus I dan teman sejawat dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mendapatkan arahan dan masukan untuk perbaikan pada siklus II.  Langkah-langkah selanjutnya untuk perbaikan siklus II yaitu:
a.  Perencanaan
     1)  Rencana perbaikan pembelajaran
     2)  Menyusun lembar kerja
     3)  Menyiapkan lembar kerja untuk siswa dan guru
     4)  Menyiapkan alat evaluasi
     5)  Menyiapkan buku sumber dan media pembelajaran
b.  Pelaksanaan siklus II
     Langkah-langkah pelaksanaan adalah sebagai berikut:
     1)  Siswa menggambarkan rangkaian listrik sederhana
     2)  Siswa menggambarkan rangkaian listrik
     3)  Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran
     4)  Guru membagi siswa dalam kelompok kecil
     5)  Siswa memperhatikan KBM
     6)  Siswa melakukan diskusi kelompok
     7)  Siswa melaporkan hasil diskusi
     8)  Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan guru
     9)  Guru mengoreksi hasil pekerjaan siswa
    10)  Guru menganalisis pekerjaan siswa
c.  Pengamatan siklus II
    Hasil analisis evaluasi belajar siswa dan observasi teman sejawat adalah sebagai berikut:
    1)  Apersepsi dilaksanakan dengan tepat untuk menuju pokok materi
    2)  Guru menyampaikan materi dengan media pembelajaran dengan optimal
    3)  Kegiatan berjalan dengan tahapan yang jelas dan sistematis dan ada bimbingan guru
    4)  Siswa menggambar dan mengukur sendiri dengan bimbingan dari guru
    5)  Hasil belajar siswa baik dengan indikator tuntas belajar
d.  Refleksi siklus II
     Perenungan dari dan analisis data hasil evaluasi belajar siswa serta dengan pengamatan teman sejawat menunjukkan:
1)  Penampilan keseluruhan guru sudah bagus
2)  Adanya peningkatan aktifitas belajar siswa
3)  Hasil belajar siswa meningkat secara singkat
4)  Penyimpulan materi masih sangat tergantung pada guru
Dari hasil refleksi siklus II tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran telah selesai.

G.  Biaya Penelitian
Rekapitulasi biaya adalah sebagai berikut:
1.  Biaya operasional  Rp. 500.000,-
2.  Honor pelaksana  Rp.  300.000,-
3.  Konsumsi  Rp.  500.000,-
4.  Biaya pengetikan Rp. 200.000,-
5.  Penggandaan dan penjilidan  Rp. 50.000,-

H.  Personalia Penelitian
     1.  Penelitian
          Nama                      :  Abdul Akbar Kurniawan
          Jabatan fungsional   :  Guru
          Unit Kerja               :  SD Negeri Purana
          Alamat                    :  Jl Tentara Pelajar No.14 Mulyoharjo Pemalang
     2.  Kolaborator
          Nama                      :  Hersisda Nis Efindiati
          Jabatan fungsional   :  Guru
          Unit Kerja               :  SD Negeri 1 Mulyoharjo
          Alamat                    :  Jl Tentara Pelajar No.14 Mulyoharjo Pemalang

I.  Daftar Pustaka
Abu Ahmadi, 1993.  Cara Belajar yang Mandiri dan Sukses, Solo, CV. Aneka
Djamarah, Syaiful Bahri, 2008.  Psikologi Pendidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta.
Heri Sulistyanto, 2008.  Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas VI Surakarta, CV. Ar Rahman
J.R. Budi Manunggal, 2008.  Pendidikan Agama Islam untuk SD Kelas VI, Surakarta, PT Widya Duta Grafika
M Ngalim Purwanto, 1997.Psikologi Pendidikan, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2006.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, 2008.  Model-Model Pembelajaran yang Efektif. Disajikan pada ToT Kurikulum SD/MI
Riduawan, 2004,  Dasar-Dasar Statistika, Bandung, Alfabeta.
Sardiman, 1987. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta Rajawali pers
Sudjana, 1996.  Metode Statistika, Bandung, Tarsito.
Suharsimi Arikunto, 2002.  Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, PT Rineka Cipta.
Sugiyono, 2008.  Statistika untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta
Tim Penyusun, 1989.  Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka
Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, 1990. Psikologi Belajar, IKIP Semarang Perss.
Zaenal Aqib, 2007.  Penelitian Tindakan Kelas, Bandung, CV. YRAMA WIDYA